Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Riset dan Teknologi bekerja sama dengan Asosiasi Modal Ventura Untuk Start Up Indonesia (Amsevindo) berupaya menjembatani gap antara startup pemula berbasis teknologi (PPBT) dengan investor melalui kegiatan bernama investment readiness.
Gap yang dimaksud adalah kurangnya kesiapan dan perhitungan ekonomi startup PPBT saat berhadapan dengan para investor.

Kegiatan ini juga merupakan langkah awal dalam mempersiapkan PPBT untuk membidik pendanaan awal atau seeds funding hingga ke pendanaan Seri A.
Plt. Direktur Kawasan Sains dan Teknologi dan Lembaga Penunjang Lainnya Kemal Prihatman mengatakan bahwa nvestmen readiness akan mengkaji 11 parameterik yaitu, potensial ide, pengaturan perusahaan, pangsa pasar dan peluang, kompetitif, kualitas, skill dan kemampuan, strategi dan kemungkinan, pemerintah dan risiko. “Diharapkan pemangku kepentingan dapat memanfaatkan ekesempatan ini dengan baik sehingga dapat menyiapkan agar bisa mendapatkan investor,” kata Kemal di Jakata, Senin (18/11/2019).

Dia menjelaskan setelah melewati tahap tersebut 20 startup PPBT akan dipertemukan dengan Investmen Committee, untuk mempelajari model bisnis yang dapat dikembangkan, kebutuhan investasi dari sisi pendanaan, kelayakan finansial, dan rencana pemanfaatan setelah mendapatkan pendanaan.
Anggota Investment Committee, Kenneth Destian Tali mengatakan program yang diadakan antara investor dengan Kemenristek ini dapat membantu Startup PPBT terhubung dengan startup lainnya di seluruh nusantara, yang memiliki cara penyelesaian masalah yang berbeda-beda.

Dengan cara tersebut para startup dapat saling berbagi untuk menyelesaikan masalah yang dialami oleh masing-masing startup PPBT. “Ada beberapa point penting yang disadari dan dapat dipelajari, yaitu untuk meningkatkan kesiapan start up mengenai edukasi finansial, perencanaan finansial, dan struktur legal untuk meningkatkan tingkat kesiapan investasi startup,” kata Kenneth.

Adapun 20 Start Up/PPBT yang mengikuti ajang ini yaitu: Planteria (CV Inovasi Anak Indonesia); MASKIT (PT Sainsgo Karya Indonesia); Eatever (PT Teknologi Kuliner Indonesia); Khaira Energy (PT Khaira Energi Inovasi); PT FITS Mandiri; Renus Global Indonesia; Eggy Telur Asin (CV MSR Group); Cancimen Food (PT Miun Sinergi Nusantara). Kemudian, Washeru Swayasa Prakarsa; Tesla Daya Elektrika; Barokah Salima Jaya Food; CV Wira Jaya Nusantara; PT Interstisi Material Maju; PT Berkah Inovasi Kreatif Indonesia; PT Infistha Digital Indonesia; RH Keripik Talas; PT Kazee Digital Indonesia; dan Mango Day (Saudagar Buah CV Galanng Samudera Jaya).

Sumber Referensi : https://teknologi.bisnis.com/read/20191118/266/1171645/gandeng-amsevindo-kemenristek-coba-atasi-gap-antara-ppbt-dengan-investor