Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menjalin kerja sama dengan Asosiasi Modal Ventura dan Start Up Indonesia (Amvesindo) dalam rangka menarik minat investor untuk berinvestasi di perusahaan-perusahaan rintisan lokal.
Bendahara Amvesindo Edward Ismawan Chamdani mengatakan kerja sama tersebut merupakan momentum strategis, baik bagi ekosistem investasi perusahaan rintisan di Tanah Air maupun perusahaan rintisan itu sendiri.
“Saat ini banyak sekali investasi yang dilakukan oleh investor asing. Namun, kebanyakan investasi yang mereka lakukan diberikan kepada startup-startup lulusan luar negeri,” ujar Edward di Kantor Kemenristekdikti di Jakarta, Rabu (9/10/2019).
Dia menambahkan meskipun berbagai program yang diadakan pemerintah dinilai sudah menghasilkan perusahaan-perusahaan rintisan dengan materi yang cukup baik, tetapi masih terdapat gap dengan para investor, terutama dari sisi ekspektasi.
Menurutnya, terdapat komponen yang masih missing dari perusahaan rintisan lokal, di mana dari kaca mata investor hal-hal utama yang menjadi indikator ditanamkannya modal ke dalam suatu perusahaan rintisan adalah kualitas, keahlian, diversitas, dan ukuran pasar.
Menurut Edward, beberapa regulasi yang diterbitkan oleh regulator menjadi salah satu faktor yang bisa membangun ekosistem investasi perusahaan rintisan di Indonesia.
Adapun, beberapa regulasi seperti Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 37/POJK.04/2014 tentang Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Penyertaan Terbatas, POJK Nomor 77/POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi, dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 53/POJK.04/2017 tentang Pernyataan Pendaftaran dalam Rangka Penawaran Umum dan Penambahan Modal dinilai dapat menarik para investor untuk berinvestasi di perusahaan rintisan lokal secara berkesinambungan.
Selain itu, dalam kerja samanya Kemenristekdikti dan Amvesindo membangun Kawasan Sains Teknologi (KST) guna melengkapi komponen-komponen utama yang menjadi alasan utama investor menanamkan modal.
Direktur Lembaga Penelitian dan Pengembangan Kemristekdikti Kemal Prihatman mengatakan KST tersebut dibuat dengan tujuan menghidupkan perusahaan rintisan lokal dengan memberikan dukungan dari sisi penganggaran.
“Kemenristekdikti dan Amvesindo sudah menginisiasi program ini sejak awal tahun mulai dari tahap seleksi, baik itu dari sisi produk maupun kemampuan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi(PPBT),” ujar Kemal.
Adapun, saat ini sudah 50 produk yang diusulkan melalui kerja sama tersebut, dan setelah dilakukan analisis program pembinaan tersebut menemukan dua alternatif bagi perusahaan rintisan; pertama, perusahaan yang dinilai memenuhi kriteria akan dipertemukan dengan calon investor.
Kedua, terhadap perusahaan yang belum memenuhi kriteria akan dilakukan perbaikandi mana Kemenristekdikti akan memfasilitasi perusahaan rintisan tersebut untuk mendemonstrasikan diri di depan para investor.
Tahun ini, Kemenristekdikti berencana membangun 45 Science Techno Park di mana 18 di antaranya sudah siap beroperasi.
Pada tahap pertama, program yang dijalankan Kemenristekdikti dan Amvesindo tersebut sudah menghasil 50 produk unggulan yang kemudian akan dikurasi dari sisi teknologi dan valuasi bisnis yang dilanjutkan dengan pembuatan laporan yang akan disampaikan kepada para investor.
Adapun, proses kurasi ditargetkan rampung pada November 2019 di mana kemudian akan dilakukan proses evaluasi yang dilanjutkan dengan pertemuan dengan para investor.
Program tersebut diharapkan berlanjut pada 2020 dan diusulkan untuk menjadi program antar direktorat sehingga seluruh pemangku kepentingan yang akan melakukan pembinaan terhadap perusahaan rintisan dapat berkolaborasi.
Nilai investasi yang ditargetkan dari program tersebut adalah US$5 juta yang akan dialirkan kepada 20 perusahaan rintisan.
“Kita mengharapkan peran swasta bisa menguatkan program inovasi teknologi tersebut. Karena kalau mengharapkan pembiayaan dari pemerintah sangat berat,” imbuhnya.
Co-Founder dan CEO PT Orbit Ventura Indonesia Sachin V Gopalan menambahkan saat ini juga tengah diadakan program khusus yang bertujuan mempertemukan investor asal India dan Singapura dan perusahaan rintisan Indonesia secara berkala.
Melalui program tersebut, para investor diharapkan dapat menilai perusahaan rintisan lokal yang dianggap semakin menarik karena terdapat banyak sektor, mulai dari edukasi, agrikultur, hingga ritel.
“Mereka juga harus bisa menilai apakah startup ini bagus atau tidak. Karena menilai startup tidak gampang. Kalau perusahaan yang sudah jadi mudah untuk dinilai, tapi kalau perusahaan baru harus ada proses untuk menilai risiko,” katanya.
Sumber Referensi : https://teknologi.bisnis.com/read/20191010/266/1157768/kemenristekdikti-gandeng-amvesindo-tarik-investor